menyantap kepuasan dari amarah, cemoohan dan bibir yang melengkung ke bawah
munafik dan takabur, egois dan pendusta, dengki dan licik
"Betapa hebatnya ia!" kata syaitan yang berseru kagum,
memikirkan bagaimana bisa manusia-manusia ini lebih busuk darinya?
Tidaklah suatu hari disebut hari
ketika kertas yang putih tak ditumpahi tinta hitam
tak puas ketika tidak dapat menghancurkan hari yang sempurna
gundah hati ketika belum dapat melampiaskan lara kekecewaan
manusia tak jadi,
seolah sengaja tak dilengkapi Tuhan hati nuraninya
aliran darah bak sungai racun
hati mengeras, menghitam bagai batu
manusia tak jadi,
tidakkah dapat mendengarkan nasihat para alim ulama?
tuli ketka terdapat seruan
Hanya hikmah yang dapat membuka pintu hati berkarat ini
Tak usah mengeluh lagi,
habis sudah umpatan yang kusemburkan
tak perlu mencibir lagi,
berkerut sudah wajah yang suram ini
tak butuh lagi semua air mata ini lagi,
darah mulai menggantikan air yang telah habis
buang,buanglah semua kebusukan yang ada dalam diriku,
buang semua!
Tuhan, tolong bawa pergi semua sifat jahanamku ini
Kembali ke neraka yang menjilat-jilat
tiada,
hanya ketiadaan yang kurasakan dalam jiwa
Nafsu amarah yang kupuaskan semakin mengosongkan diriku
Tolong aku,
sang manusia tak jadi ini
mati dalam kehampaan